Makalah Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan
M. Ikhsan P.
1IA11
57414323
Makalah Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan
A.
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
1.
Masyarakat Perkotaan
Beberapa
definisi (secara etimologis) “kota”dalam
bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina,
kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar.
Jadi dengan demikian kota adalah batas.
Kota adalah
suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Masyarakat kota
adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok
terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community
Permasalahan di
kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
a. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa.
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga
lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata
di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima
hal-hal baru.
b. Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan
tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi :
1) Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota
yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta
untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2) Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama
bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan
bermasyarakat.
3) Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan
yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan
tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain
atau daerah lainnya.
4) Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang
perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi,
pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang
penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat
unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c.
Permasalahan di
kota antara lain:
1)
konflik
(pertengkaran)
2)
kontroversi
(pertentangan)
3)
kompetisi
(persaingan)
4)
kegiatan pada
masyarakat pedesaan
2. Masyarakat
Pedesaan
Desa adalah
suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural
yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan
setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
1) Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan
kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang
diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan
konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak
suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat,
intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal
yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah
tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya
berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau
sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja,
tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak
jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan
eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk
menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat
terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari
luar.
b.
Gejala
Masyarakat Pedesaan
1)
Konflik
(Pertengkaran)
Ramalan orang
kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu
memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan
adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang
selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal
ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan
terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
2)
Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
3)
Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai dengan
kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat
sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi
sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan
bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk
meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif
bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha
sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini
kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4)
Kegiatan pada
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
5)
lemahnya posisi
sumber daya alam
lemahnya posisi
sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya infrastruktur
dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
B.
Perbedaan antara desa dan
kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri
antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin
(1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
|
Perilaku heterogen
Perilaku yang
dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
Individualisme
|
C.
Interaksi Desa
dan Kota
- Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
a. Pola interaksi sosial pada masyarakat
ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah
dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi,
politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
c. Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat
horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d. Pola interaksi masyarakat kota adalah
individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan
timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat
kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2.
Pengaruh kota
terhadap desa :
a.
kota
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
b.
menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c.
memproduksi hasil pertanian desa
d.
penyedia
fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
e.
andil dalam
terkikisnya budaya desa
3.
Pengaruh desa
terhadap kota :
a.
penyedia tenaga
kerja kasar
b.
penyedia
bahan-bahan kebutuhan kota
c.
penyedia ruang
(space)
D. Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan
terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling
membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.[2][2]
E. Mengidentifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan
di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah sosial dapat
terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan masyarakat di
pedesaan dan di perkotaan tentu berbeda. Pada umumnya masyarakat pedesaan masih
memegang erat nilai-nilai kerukunan, kebersamaan dan kepedulian. Sehingga tidak
heran sering kita jumpai adanya kerja bakti, saling memberi dan menolong.
Sedangkan masyarakat di kota hidup dalam suasana egois, individu
(sendiri-sendiri), kurang akrab serta kurang rukun. Kehidupan semacam ini
sebenarnya merupakan salah satu masalah sosial di wilayah tersebut. Saat ini di
negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial, antara lain sebagai
berikut:
- Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh
adalah mudah diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang
tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya
rendah. Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah
bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca
atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya
pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
- Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa
yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran
semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah
lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan
kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu
menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya
mengurangi jumlah karyawannya. Itulah sebabnya pengangguran dapat menimbulkan
permasalahan sosial lainnya. Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian,
kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh diri.
- Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama
orang menganggur menyebabkan kemiskinan. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat
menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan,
kelaparan, putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress. Kemiskinan
bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan
faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan
yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan
faktor eksternal antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk,
harga melambung tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.
- Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai
tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan
kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan
dan akal sehat, penganggur mengambil jalan pintas untuk mengatasi
kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi,
penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada pembunuhan. Yang stress
dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba. Namun
ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak orang yang sebenarnya
sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
- Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena
salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu.
Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu
barang. Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat.
Pertikaian yang tidak segera diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu
pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
- Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri
sangat berbahaya yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga
mengganggu dan membahayakan orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain
seperti coret-coret dinding di jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak
semestinya ataupun menggunakan narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain
sebagai berikut :
a.
Kurangnya perhatian dari orang tua
b. Pengaruh lingkungan pergaulan
c.
Kurang mantapnya kepribadian diri
d. Jauh dari kehidupan beragama
F. Solusi Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah
perkara yang mudah. Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial:
1. Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan)
diberikan kepada keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi
Kesehatan Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat
di rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2. Pemberian beras untuk masyarakat
miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian
bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
Dengan raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat
memenuhi kebutuhan pangannya.
3. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi
sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk
meringankan biaya pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku.
Yakni program penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku
diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk
anaknya yang sekolah.
4. Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah
yang waktu belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka
diperuntukkan bagai siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya
dapat sekolah meskipun sudah bekerja.
5. Program pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya
berupa kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer.
Pemerintah mengadakan program pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak
sekolah atau putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6. Pemberian Bantuan Tunai Langsung
(BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat
miskin yang tidak berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
7. Pemberian bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada
masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya
untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.[3][3]
8. Mengontrol jumlah dan pertumbuhan
penduduk
Untuk mengontrol jumlah dan
pertumbuhan penduduk salah satunya yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB)
dengan semboyan dua anak saja cukup, dengan demikian diharapkan setiap anak
yang lahir akan bisa terurus dengan baik karena jumlah anak yang dilahirkan
tidak banyak.
9. Pemerataan persebaran penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya sudah
dilakukan sejak zaman belanda yaitu dengan mengirim penduduk pulau jawa ke
sumatra, kalimantan dan pulau-pulau yang lain untuk menjadi pekerja. Hal
seperti ini dilanjutkan pada masa orde baru dengan nama transmigrasi, ada
banyak perbedaan antara masa belanda dengan masa orde baru, pada masa orde baru
orang yang mau transmigrasi di beri tanah, rumah, di jatah bahan makanan dalam
kurun waktu tertentu. Transmigrasi dilakukan untuk mengurangi kepadatan
penduduk dan memberikan peluang usaha serta pekerjaan bagi masyarakat.
10. Peningkatan
pelayanan kesehatan.
Kesehatan adalah modal utama manusia
dalam berdaya upaya, oleh karena itu kesehatan sangat penting dan karena
pentingnya tersebut pemerintah mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan
posyandu-posyandu di desa-desa.
11. Peningkatan
pelayanan pendidikan.
Pemerintah sudah berupaya keras
untuk meningkatkan pendidikan di indonesia yaitu dengan memberikan bantuan
kepada setiap sekolah dan siswanya. Serta diselenggarakannya SMP dan SMA
terbuka yang di khususkan untuk mereka yang tidak mampu, sekarang pemerintah
mencanangkan program WAJAR (wajib belajar).[4][4]
KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan adalah
sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara
erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah
atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian
(agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di
tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan
tidak terikat oleh adat atau norma tertentu
Meskipun
banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua
komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan
perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan
tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.
Saran-saran
1. Bagi Para Pembaca
Mari kita
bersama-sama berpartisipasi dalam upaya untuk mengurangi dan meminimalisir
masalah social masyarakat yang ada.
2.
Bagi Para Pembuat Karya Ilmiah Selanjutnya
Seiring perkembangan zaman akan bermunculan masalah-masalah sosial yang ada
di masyarakat. Sedangkan masalah lama mungkin belum terselesaikan solusinya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman,
(2001). Dasar-dasar ilmu Kemasyarakatan : Erlangga
Inu Kencana , (1996).Masyarakat Perkotaan,
Bandung : Mandar Maju
Solihin, C.S.T.(1997), Sistem Pemerintahan Indonesia ,
Jakarta : Bumi Aksara